Kategori

Pengikut

Selasa, 16 Maret 2010

SEBUAH HARAPAN

By: Rangga Sunandar

Saat baru sampai didepan kediaman (dari IM cape euy), aku duduk depan dengan mata yang memandang langit yang sedang gerimis hingga ku terbuai oleh suasana {alah lebay banget sich}, sang bayu menyapu jiwa yang sedang sendu ini maka buyarlah lamunanku yang telah aku lalui dari awal naik bis sampe sekarang, seperti ada yang beda sapuan sang bayu kali ini hingga menimbulkan pertanyaan dalam jiwa ini sampai kapankah perjalanan TSC dan gerakannya berlangsung secara individual atau hanya digerakan oleh pribadi-pribadi tertentu{13 mahasiswa}?

Sampai kapankah keluarga TSC lainnya yang dulunya jauh lebih banyak (±29 orang)dan memiliki semangat{sampe ada yang naik sepeda lho padahal jauh dari amis dan tugu ke karangdawa} lebih tinggi dari sekarang{sama z sich bedanya yang sekarang naik kendaraan bahkan sopirnya ganti-ganti lho ^_~}, dan saat ini hanya ada beberapa yang diam berpangku tangan , tanpa tergerak dan menyadari atau karena kesibukan kuliah atau hanya sekedar seni berkomunikasi dan menarik simpati? Aku tidak bermaksud men just tapi aku hanya ingin menggugah mana semangat yang dulu?

Yang membuat rongga dada ini seakan mau pecah tiada lain karena lingkungan dan tanggungjawab melihat keadaan yang sekarang (baca : zaman modern), gerakan kita bukan hanya amanat yang harus dipikul oleh seseorang/beberapa orang, bahkan amanat ini merupakan tanggungjawab setiap elemen (khususnya keluarga TSC) dimanapun berada, apapun posisinya, serta apapun kemampuan dan sesuai kesanggupannya dan apa-apa yang dapat kita persembahkan.

Seorang penyair bersenandung:

Engkau menganggap dirimu suatu yang sepele

Padahal dalam dirimu tersembunyi

Kekuatan alam yang sangat besar (rangga sunandar hehe he becanda kok)

Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak dapat mengambil pelajaran atau pengalaman yang telah dirintis oleh orang lain yang mendahului kita. Hal tersebut justru sangat bermanfaat dan sangat terpuji bahkan upaya saling memberikan nasehat,ilmu dan segala hal (tentunya yang positif lho )merupakan salah satu tujuan dan motto dari TSC, namun bukan berarti kita sudah merasa puas (merasa sudah baik,benar de-el-el) dan bersandar pada pengalaman para pendahulu, tanpa berfikir kreatif dan inovatif.

Hal inipun bukan berarti bahwa semua elemen harus menjadi para pemimpin dan pemikir dalam gerakan kita tentunya ada yang sebagai konseptor dan lapangan serta controller. Yang dituntut adalah agar kita (KB TSC) jangan sampai tercerai berai sehingga amanat sebuah gerakan dianggap hanya sebagai tanggung jawab orang atau kelompok tertentu. Padahal bukan hanya mereka yang harus senantiasa berfikir, menyusun langkah dan strategi serta berkreasi menciptakan inovasi baru dalam gerakan ini sahabat-sahabat juga memiliki potensi yang sama justru akan dahsyat apabila kita padukan dengan ikatan kekeluargaan.

Dalam sebuah gerakan terkadang harus jatuh-bangun{ lagunya megy z kali } dalam kegagalan, namun dibalik itu usaha kita akan semakin mendekati keberhasilan {amieeeeeeeeeen!!}, karena belitan kegagalan yang menggelayuti justru semakin mematangkan pengalaman serta menggelorakan semangat dan tekad. Sesungguhnya ketakutan terhadap kegagalan, atau ragu dalam berbuat dapat dipastikan merupakan hasil dari adanya “kesantaian jiwa” atau “kebanggaan jiwa terhadap kejayaan masa lampau”.karena yang tidak pernah berbuat kesalahan adalah mayat yang tidak dapat bergerak kesana kemari. Hal-hal yang seperti ini memiliki peran yang sangat besar dalam menenggelamkan ambisi seseorang, melumpuhkan gerakannya dan menyempitkan akal pikirannya. Maka hanya institusi(lembaga, yayasan, atau gerakan{TSC})yang bisa mematangkan{kaya yang lagi masak z} dan membina kepribadian, menggelorakan semangat, saling menguatkan tekad serta memperluas pengetahuan dan cakrawala berfikirnya seseorang, karena disini kita belajar berkeluarga, belajar memahami karakter dari tiap individu, mengembangkan diri de-el-el (IQ,EQ,SQ dan AQ).

Ingat Baik-Baik, sebuah gerakan tidak akan pernah berhasil apabila para pendukungnya menyibukan waktu senggangnya hanya untuk memperturutkan hawa nafsunya(ego)!.

Sebuah gerakan tidak akan pernah berhasil apabila para pendukungnya hanyalah sekumpulan orang yang lalu lalang kesana kemari tanpa arah dan tujuannya yang jelas dan hanya sekedar menjalankan rutinitas dan menanti perubahan social dilingkungan kita, tentunya sahabat-sahabat ingat perkataan salah satu pendiri TSC dalam bentuk pertanyaan yang mana jawabannya tidak perlu diucapkan cukup dalam hati saja dengan jujur “apakah kita ini ingin menjadi bagian yang memperbaiki keadaan atau memperburuk keadaan?”pertanyaan yang dilontarkan pada saaat training pertama pada generasi pertama.

oleh karena itu kehadiran sahabat-sahabat sangat kami harapkan, mari baktikan potensi kita{harta, pikiran, tindakan,ilmu, dan jangan lupa jiwa pinknya (alah so sweeeeeet)} untuk gerakan dan perjuangan kita karena kamu bisa

wallahu alam


2 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Sahabat,...
walau mungkin saat ini tampak tak sebaik dulu,..
percayalah kita bisa lebih baik,yang terpenting adalah siapkan amunisi sebaik mungkin agar kita menang perang,... "Perang melawan aura pingky Trizi" hehehhhe,.

satu kalimat untuk sahabat TSC,

"Maksimalkan apa yang ada,serta munculkan 90% potensi tersembunyi mu"

Posting Komentar

 

© Copyright by TRAINING AND STUDY COMMUNITY | Template by BloggerTemplates | Blog Tricks at Blog-HowToTricks